PERILAKU KEORGANISASIAN
Riza Setya Saputra 2EA17 .16210091
ORGANISASI
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
PERILAKU INDIVIDU TERHADAP ORGANISASI
Pengertian Perilaku Individu
Perilaku Individu adalah sebagai suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.
Dasar-Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu, pada dasarnya dibentuk oleh pribadi dan pengalamannya, berikut ini adalah 4 variabel tingkat individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepradian, dan pembelajaran.
Karakter Biografis
Karakter biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari :
- Usia
- Jenis Kelamin
- Status Perkawinan
- Masa Kerja
Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing. seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu
a. Kemampuan Intelektual
Ada tujuh dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk kemampuan intelektual, yaitu:
- Kecerdasan Numerik : Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
- Pemahaman Verbal : Kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar serta menghubungkan kata satu dengan yang lain.
- Kecepatan Konseptual : Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.
- Penalaran Induktif : Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.
- Penalaran Deduktif : Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.
- Visualisasi Ruang : Kemampuan membayangkan bagaiman suatu objek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah.
- Ingatan : Kemampuan menahan dan memegang kembali pengalaman amasa lalu.
Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada sembilan kemampuan fisik dasar, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan stamina.
Kepribadian
kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
1.
•
Johns (1993): Perilaku organisasi adalah suatu istilah yang agak umum untuk menunjukkan sikap dan prilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi yang sistematis tentang sikap dan perilaku, baik ayng menyangkut pribadi maupun antar pribadi dalam konteks organisasi.
•Robbins, SP. (1986): Perilaku organisasional adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku manusia di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan efektifitas organisasi.
Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan individu
•Organisasi merupakan kumpulan individu.
•Setiap individu memiliki kebutuhan, minat, persepsi, sikap, nilai, kepribadian, dan berbagai hal lain yang berbeda.Perbedaan ditingkat individu mempengaruhi organisasi.
2.Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan kelompok
•Kelompok bukanlah penjumlahan dari perilaku individu-individu di dalam organisasi.
•Kelompok memiliki norma, budaya, sikap, etika, dan hal lain yang tersendiri serta membentuk pola perilaku kelompok.Perbedaan ditingkat kelompok mempengaruhi organisasi.
3.Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan organisasi
•Organisasi bukanlah penjumlahan dari perilaku individu dan kelompok.
•Sama seperti kelompok, organisasi juga memiliki norma, budaya, dan hal lain yang tersendiri dan membentuk pola perilaku organisasi.
PERILAKU INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Terdapat definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada
objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan)
(McDavid & Harari).
Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:
- Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik, saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang lain tetapi tidak dibalas?
- Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya, setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang nyaman diajak berbincang.
- Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang arahnya membujuk orang lain.
Maha bijaksana Tuhan yang telah mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002):
- Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera manusia sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga.
- Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi dengan orang tersebut?
- Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
- Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar komunikasi di kemudian hari menjadi lancar.
Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah antara:
Komunikator
- Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
- Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
- Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
Media
- Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
- Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
- Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
- Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.
comunicate
- Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
- Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
- Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.